Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

19 Cara Menjadi Pembicara yang Baik dan Berpengaruh

19 Cara Menjadi Pembicara yang Baik dan Berpengaruh
Teknoakurat.com – meyakinkan seseorang terhadap semua perkataan Anda adalah sama saja meyakinkan mereka untuk menerima sebuah ide baru, memperbaharui pengetahuannya, atau memercayai ide yang sudah ada.

Tidak semua orang akan menerima ide Anda, tetapi ada sebuah pola aturan yang semua orang akan tunduk terhadap aturan pola tersebut.

Dan apabila digunakan dengan benar, maka hal itu akan meningkatkan peluang Anda untuk meyakinkan seseorang pada setiap ucapan Anda.

Jika orang yang Anda ingin yakinkan telah memiliki pengetahuan sebelumnya atau pengalaman tentang apa yang sedang Anda coba yakinkan, tujuan utama meyakinkan dirinya adalah untuk mengguncang keyakinannya dan membuktikan bahwa ia salah.

Pada saat inilah Anda akan bisa memulai meyakinkan ide-ide Anda ke kepalanya. Namun, jika tidak, Anda bisa langsung mengutarakan pandangan Anda sendiri.

Berbicara adalah hal yang setiap hari bisa Anda lakukan. Di rumah, sekolah, kantor, dan tempat-tempat lainnya.

Jika Anda berbicara, pasti ada orang yang mendengarkan. Kecuali orang gila, ia tidak perlu membutuhkan pendengar saat berbicara.

Namun mendengarkan Anda berbicara terlalu lama dan bertele-tele juga bisa membuat orang lain menjadi bosan kepada Anda.

Akibatnya, setiap kali Anda berbicara, Anda selalu tidak diperhatikan. Dengan demikian, mungkin Anda pun akan merasa kesepian dan bosan.

Pernahkah orang lain tidak mengacuhkan Anda ketika Anda sedang berbicara? Jika iya, tentu Anda pernah berpikir seperti ini,

“Apa salah saya?”

“Apa kekurangan saya?”

Ingat, saat itu sebenarnya Anda sedang berusaha mempengaruhi dan menguasai lawan bicara Anda.

“Persuasi” adalah seni merayu dengan memanfaat psikologi manusia. Membujuk dengan rayuan yang emosional akan dapat membuat logika berpikir seseorang.

Nah, dalam hal ini, Anda perlu menyampaikan perkataan Anda kepada lawan bicara secara efektif.

1. Diam Sejenak

Jangan katakan apa pun sampai Anda terhubung dengan lawan bicara Anda. Ingat, kesan pertama itu melibatkan mata (visual), bukan kata-kata (verbal).

Anda bisa memegang komando dari cara Anda membawa diri tanpa perlu membuka mulut.

Tubuh Anda berbicara lebih dulu ketimbang mulut Anda. Hindarilah sikap mengayun, melihat ke bawah, dan gelisah. Berdiri dan berjalanlah dengan penuh percaya diri.

2. Mengikat Fokus

Tataplah lawan bicara Anda sebelum memulai berbicara. Bergeraklah dengan penuh percaya diri dan tersenyum. Ikatlah fokus lawan bicara Anda secara emosional lewat sapaan hangat.

Anda bisa melemparkan beberapa pertanyaan sederhana, seperti:

“Bagaimana kabarmu?”

“Bagaimana, sehat?”

Pada tahap selanjutnya, usahakan lawan bicara Anda memberikan perhatian penuh saat Anda menyampaikan argumentasi dalam percakapan Anda.

Ceritakanlah kisah-kisah seperti analogi, kesuksesan di masa lalu, atau keberhasilan orang lain.

Sesuaikanlah narasi dan kondisi tergantung kekuatan argumentasi Anda.

3. Akrab Sejak Awal

Tempatkan bola mata ke arah atas sebelum Anda mengatakan sesuatu. Bersikaplah tenang dan tersenyum supaya lawan bicara memperhatikan Anda.

Ajaklah ia terlibat pada tingkat emosional dengan menawarkan sambutan hangat. Anda bahkan mungkin bisa saling bertanya dan meminta tanggapan satu sama lain.

Lontarkan beberapa pertanyaan ringan yang akan mengundang ketertarikan orang tersebut kepada Anda.

4.  Bicara yang Sopan

Anda harus memahami apa yang Anda inginkan. Persiapkan dan pelajari secara cermat apa yang menjadi tujuan Anda yang sebenarnya.

Anda juga harus memiliki asumsi bahwa pihak yang akan Anda pengaruhi adalah orang yang pintar dan dewasa.

Sekali lagi, jangan meremehkannya. Bersikaplah penuh hormat, sopan, dan bijak.

Bingkailah persuasi Anda dengan kalimat yang positif. Berikanlah kepada lawan bicara Anda bayangan di masa depan yang baik dan positif.

Janjikanlah hal-hal yang indah tapi jangan sampai ketahuan kalau maksud Anda adalah memengaruhinya.

Samarkan bujukan Anda dan jangan bujuk secara langsung. Berikan pujian dan penghargaan yang pantas serta beralasan.

Bungkuslah muatan perkataan dengan konteks yang bagus.

5. Langsung dan Lugas

Bicaralah tanpa bertele-tele dan mengulang supaya lawan bicara Anda tidak resah sendiri dan seakan ingin pergi menjauh dari Anda.

Anda juga harus berbicara secara jelas. Jika tidak, siapa yang mau mendengar? Orang yang akan Anda pengaruhi justru kewalahan dan tidak akan mengerti apa yang Anda katakan.

Bicaralah dengan singkat, padat, dan jelas sehingga ia lebih menghargai perkataan Anda.

6. Bicara Pelan

Bicaralah secara santai. Jangan menggunakan nada yang keras. Anda pikir dengan suara keras, lawan bicara Anda akan mendengarkan Anda? Tentu tidak.

Jadi, bicaralah dengan santai dan sopan. Bicaralah secara perlahan. Jika Anda bicara terlalu cepat, Anda akan merasa tidak enak karena nada sadar bahwa Anda bicara terlalu cepat.

Bicara perlahan memberikan Anda kesempatan untuk memikirkan apa yang akan Anda katakan selanjutnya.

Jika Anda sedang berbicara, berhentilah sesaat pada akhir sebuah frasa atau kalimat untuk membantu lawan bicara mencerna apa yang Anda katakan.

Berbicara perlahan menunjukkan kepercayaan diri Anda. Orang yang merasa tidak layak didengarkan akan berbicara dengan cepat karena ia tidak mau membuat orang lain menunggu hal-hal yang tidak layak untuk didengarkan.

7. Bicara Lancar

Saat sedang berbicara, Anda mungkin sering menggunakan frasa “mmm” “maksud saya...”, dan sejenisnya yang menimbulkan jeda di tengah-tengah pembicaraan.

Hal seperti ini sebenarnya menunjukkan rasa kurang percaya diri Anda yang dengan sendirinya membaut Anda kurang persuasif.

Jika Anda yakin dengan apa yang Anda katakan, orang lain pun akan mudah terbujuk dengan apa pun yang Anda katakan.

8. Memberi Bukti dan Alasan

Anda harus mampu menjelaskan mengapa isi perkataan Anda itu penting untuk didengarkan. Caranya, berikanlah bukti yang mendukung perkataan tersebut.

Sesuaikan alasan perkataan Anda dengan karakteristik orang yang Anda bujuk. Jika ia termasuk orang yang cerdas dan rasional, maka alasan yang dikemukakan pun harus logis.

Jangan selalu mengalah jika lawan bicara Anda menyesal atau membantah perkataan Anda. Tetaplah pada prinsip Anda, kecuali prinsip itu memang terbukti salah.

Apabila Anda salah, berikan alasan yang logis mengapa Anda bisa salah. Tujuannya agar orang lain tidak menganggap Anda sebagai pembual.

9. Mengutip Seseorang

Adalah kodrat manusia bahwa lawan bicara Anda bersikap skeptis kepada Anda apabila yang Anda katakan adalah hal-hal yang sifatnya menguntungkan diri sendiri.

Anda bisa menghilangkan sikap skeptis seperti itu bila Anda membuat pernyataan yang sifatnya menguntungkan diri sendiri (pernyataan demi kepentingan Anda sendiri), dengan mengatakannya dalam cara yang berbeda, yaitu mengutip seseorang.

Biarkan orang lain membuat pernyataan itu untuk Anda, sekalipun orang lain itu tidak hadir. Jika Anda ditanya, apakah Anda sudah lama berbisnis, Anda bisa menjawab:

“Tetangga saya sudah berbisnis lama dan sampai sekarang perusahaannya berjalan dengan baik.”

Artinya, tetangga Anda adalah yang menjawab pertanyaan itu untuk Anda, sekalipun ia tidak ada bersama Anda. Cara itu akan membuat lawan bicara Anda lebih terkesan daripada Anda sendiri yang menjawabnya.

Kelihatannya cara seperti ini aneh, tapi lawan bicara Anda tidak meragukan sedikit pun bahwa apa yang Anda katakan secara tidak langsung itu adalah benar.

Jadi, bicaralah lewat orang ketiga. Kutiplah orang lain. Kaitkanlah dengan kisah-kisah sukses. Jangan lupa, aculah fakta dan kenyataan.

10. Tidak Menyerang Keyakinan

Sebaiknya Anda tidak menyerang keyakinan personal lawan bicara Anda. Hal-hal sensitif seperti agama, kepercayaan, dan idealisme yang tertanam kuat akan sulit diubah.

Jangan terlalu keras, jadilah lembut agar mengendurkan keinginan lawan bicara untuk menentang Anda. Bujuklah ia secara bertahap, jangan langsung tembak. Buanglah gaya pendekatan dengan cara perlahan tapi pasti.

11. Bicara Meyakinkan

Sampaikan isi perkataan Anda berulang-ulang. Ulangilah pesan itu sampai maksimal lima kali. Pengulangan inilah yang menciptakan ilusi akan kebenaran pesan yang diulang.

Repetisi akan tertanam di alam bawah sadar lawan bicara Anda. Susun ulang kalimat inti pesan yang sama, tetapi dengan pemaparan yang berbeda.

Ungkapkan garis besar dan gambaran keseluruhan dari pesan Anda.

12. Bahasa yang Sesuai

Pilih bahasa yang relevan dengan lawan bicara Anda. Sesuaikanlah istilah-istilah dan gaya komunikasi dalam membujuknya.

Rayuan bisa bersifat rasional atau penuh perasaan, dibuat sederhana atau terdengar rumit dan mendetail, tergantung kapasitas lawan bicara Anda.

Gunakan kalimat-kalimat yang familier. Sesuaikan level argumentasi Anda dengan tingkat pemahaman lawan bicara Anda.

13. Dua Sisi Argumen

Seimbangkanlah pesan dan buatlah bantahan sendiri sebelum Anda bantah oleh lawan bicara Anda.

Namun, bantahan yang menentang pesan utama Anda harus dilemahkan. Antisipasi penolakan darinya dengan merencanakan di depan apa saja kira-kira keberatan yang bakal ia katakan. Berikanlah jawaban terberat yang potensial itu.

Siapkanlah solusi dari beberapa perlawanan yang mungkin diajukan oleh lawan bicara Anda. ajukanlah dua sisi sudut pandang dan perkuatlah pandangan yang ingin Anda sampaikan.

14. Kedekatan dan Rasa Suka

Carilah kesamaan dan puji kesamaan di antara Anda dan lawan bicara Anda. bicaralah perlahan jika ia sudah bersimpati kepada Anda.

Ucapkanlah dengan cepat jika belum terlalu dekat. Pilih logat, jargon, atau dialek yang membangun kedekatan Anda dengannya. Bangunlah kedekatan dengannya agar Anda mudah dipercaya olehnya.

15. Karismatik dan Tampil Menarik

Gunakanlah simbol-simbol otoritas, juga penekanan akan kepakaran dan keahlian. Tunjukkan kredibilitas Anda dengan pakaian, gelar, dan sebagainya.

Manfaatkan kenalan dan orang yang sama-sama dikenal. Mintalah referensi dan bangunlah relasi dengan orang-orang yang karismatik juga.

16. Memancing Jawaban “Ya”

Ajukanlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban “ya”, seperti, “Hari ini cukup cerah, ya?”. Jawaban “ya” merupakan bentuk persetujuan. Hal ini akan memudahkan Anda untuk melanjutkan pembicaraan atau permintaan. Jagalah terus pembicaraan positif ini sehingga Anda memperoleh hal positif juga.

17. Isyarat Verbal

Ketika Anda ingin mengganti topik percakapan, pilahlah bagian satu dan bagian lain dengan menggunakan isyarat verbal, seperti, “Mari kita lanjut,”. Berikanlah selalu isyarat verbal agar lawan bicara tetap fokus kepada Anda. gunakan sinyal ketika Anda berpindah dari satu bagian topik percakapan ke bagian topik lainnya. Cara ini selalu mendorong lawan bicara untuk menatap Anda.

18. Ulangi Hal yang Penting

Ambillah semua poin substantif dari pembicaraan Anda dan lawan bicara di akhir percakapan, sinyal ini memicu Anda dan mengatakan sesuatu, seperti, “Singkatnya...”

Di akhir pembicaraan, ulangilah kembali hal-hal yang penting, misalnya dengan permulaan kalimat, “Jadi...,” lalu sampaikanlah poin-poin penting.

Jika Anda ingin apa yang Anda katakan itu berdampak, biarkanlah lawan bicara Anda merasakan dan mengalami apa yang Anda katakan.

19. Intonasi

Intonasi sangat berperan dalam pembentukan suatu makna. Bahkan intonasi bisa mengubah makna dari sebuah kalimat. Perhatikan contoh di bawah ini:

“Sinta, aku mencintaimu...”

“Sinta, aku mencintaimu?”

Secara drastis maknanya langsung berubah. Padahal tidak ada perubahan pada kata-kata tersebut, kecuali pada intonasinya.

Kesimpulannya, intonasi ikut membentuk makna dalam komunikasi. Dengan demikian, Anda perlu memanfaatkan kedua cara tersebut dalam meningkatkan efek kekuatan makna.

Jeda dalam intonasi juga diperlukan untuk memancing munculnya rasa ingin tahun dari orang lain dan menimbulkan harapan.

Itulah beberapa kiat menjadi pembicara yang handal dan sukses. Semoga apa yang kami sampaikan bermanfaat.

Posting Komentar untuk "19 Cara Menjadi Pembicara yang Baik dan Berpengaruh"